Jumat, 02 Januari 2009

Peran Tutor Kesetaraan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Studi Kasus di PKBM Upaya Trampil Kota Magelang)

Mahmud, 2007, Peran Tutor Kesetaraan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Studi Kasus di PKBM Upaya Trampil Kota Magelang), Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing (I) Prof. Soelistia, M.L, Ph.D, (II) Dra. Sukarno, M.Si

Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, termasuk di dalamnya adalah pendidikan kesetaraan pada Program Kejar Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA. Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan peran tutor pendidikan kesetaraan.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran pada pendidikan kesetaraan Kejar Paket B dan Paket C dan hasil-hasil yang diperoleh di PKBM Upaya Trampil Kota Magelang, sedangkan fokus masalah adalah (1) Bagaimanakah peran tutor sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, teladan, pendorong kreativitas dan evaluator? (2) Bagaimanakan peran tutor Paket B dan Paket C dalam pelaksanaan pembelajaran di PKBM Upaya Trampil Kota Magelang? (3) Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung keberhasilan pembelajaran? (4) Hambatan-hambatan yang dihadapi tutor?
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peran tutor dalam pelaksanaan program pembelajaran dan keberhasilan warga belajar dala menerima materi pelajaran. Manfaat penelitian ini ditujukan untuk (1) peneliti, (2) lembaga PKBM, (3) tutor, dan (4) pemerintah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah (1) Tutor 13 orang, (2) Pengelola PKBM 2 orang, (3) peserta didik (warga belajar) Paket B dan Paket C 2 orang, dan (4) dari Dinas Pendidikan Kota Magelang 2 orang. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (penarikan kesimpulan).
Hasil penelitian diketahui bahwa, (1) Proses pembelajaran pada pembelajaran kesetaraan Program Paket B dan Paket C berjalan baik, (2) Peran tutor kesetaraan baik, (3) Faktor-faktor pendukung tutor antara lain (a) iklim tempat kerja, (b)kesejahteraan, (c) kesempatan pengembangan diri, (d) warga belajar serta (4) Hambatan-hambatan yang dihadapi tutor antara lain, (a) kualitas sumber daya manusia, (b) rendahnya kerjasama, (c) kondisi ekonomi, (d) kurangnya komitmen pemerintah.
Penelitian ini menyarankan (1) Agar PKBM meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi tutor dan pengelola, (2) Meningkatkan kualitas kerjasama antara komponen yang ada di PKBM, (3) Adanya kesetaraan dari orangtua/wali akan pentingnya pendidikan, (4) Peningkatan komitmen terhadap pendidikan nonformal.

Konseling Behavior untuk Menumbuhkembangkan Potensi Memimpin (Penelitian Pada Siswa Kelas III SD Bandongan III Tahun Ajaran 2004/2005)

Ngesti Suprihatin, 2005, Konseling Behavior untuk Menumbuhkembangkan Potensi Memimpin (Penelitian Pada Siswa Kelas III SD Bandongan III Tahun Ajaran 2004/2005), Skripsi Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Magelang, Pembimbing (I) Prof. Dra. Warkitri, (II) Dra. Lilis Madyawati, M.S

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mengetahui keefektifan konseling behavior untuk menumbuhkembangkan potensi memimpin di kelas III SD Bandongan III Tahun Pelajaran 2004/2005. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa teknik-teknik konseling behavior yang diimpliementasikan dalam pengkondisian-pengkondisian di dalam maupun di luar kelas, dan variabel terikatnya berupa sasaran pengoptimalan yang meliputi 2 aspek yaitu : aspek kecerdasan pikir yang terdiri kemampuan menghapal, dan aspek kecerdasan emosi, berupa keyakinan pada diri sendiri. Rasa ingin tahu, dan kemampuan mengendalikan diri.
Populasi dalam penelitian ini semua anak di kelas III SD Bandongan ikut terlibat. Metode pengumpulan data berupa observasi dan wawancara.
Untuk mengendalikan agar Penelitian Tindakan Kelas ini tetap ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya, maka tiap siklus diadakan refleksi.
Hasil-hasil setelah diadakan treatment sebagai berikut :
Siklus I : Aspek Kecerdasan Emosi (keyakinan pada diri sendiri)
Hasil : Anak berubah dari takut menjadi ragu-ragu, selanjutnya muncul keberanian untuk maju dan punya percaya diri.
Siklus II : Aspek Kecerdasan Emosi (rasa ingin tahu)
Hasil : Anak bisa memadukan persepsi dengan atensi yang diberikan, menjadi rasa ingin tahu dan akhirnya keberhasilan mengidentifikasi atensi.
Siklus III : Aspek Kecerdasan Pikir (kemampuan menghafal)
Hasil : Anak mempunyai kiat dalam menghafal sesuatu secara sistematis
Siklus IV : Aspek Kecerdasan Emosi (kemampuan mengendalikan diri)
Hasil : Anak dapat menunda keinginan sampai situasi sampai situasi dan kondisinya memungkinkan dengan didasarkan diri akan akibat-akibat yang merugikan diri sendiri jika terlalu menuruti kata hati.

PENGEMBANGAN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

Resti Dewi Wijayanti
Wahyu Budi Laksono
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Email ketua peneliti restidewi_tp05@yahoo.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penilaian yang tepat untuk pendekatan PAKEM serta memaparkan penerapan di sekolah. Penelitian ini menggunakan deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan atau menjelaskan serta menganalisa sendiri suatu peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Adapun Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik sampling yang digunakan yaitu snowball sampling. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi metode, yaitu dengan cara mengecek ulang informasi hasil pengamatan dan wawancara dengan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum. Hasil penelitian ini diketahui bahwa penilaian yang direncanakan oleh guru tidak hanya memberi tambahan pengetahuan pada siswa tapi juga memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Teknik dan metode yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian. Setidaknya terdapat tujuh metode penilaian yang dapat digunakan, yaitu tes tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian sikap dan penilaian diri. Apabila siswa belum tuntas menguasai kompetensi, maka siswa tersebut harus mengikuti uji ulang (remedial).Sedangkan siswa yang telah menguasai diberikan program pengayaan. Bagi guru, hendaknya variasi dalam melaksanakan penilaian dalam kelas sehingga kemampuan siswa dapat terungkap seluruhnya.

Kata Kunci: Penialaian Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM).

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Menggunakan Mind Map di SEkolah Menengah Atas

ABSTRAK

Resti Dewi Wijayanti. 2008. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Menggunakan Mind Map di Sekolah Menengah Atas (SMA). Laporan Penelitian Institusional, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Menurut Surakhmad dalam Pertamawati (2007) pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang memadukan antara siswa sebagai pembelajar, guru, program pembelajaran, dan ekosistem pembelajaran yang berkualitas serta dalam konteks lembaga pembelajaran berkualitas pula. Pembelajaran yang berkualitas tersebut mampu memberikan hasil berkualitas. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga bermuara pada pemberian hasil yang berkualitas. Namun kenyataan yang dijumpai dalam pembelajaran Sejarah siswa cenderung kurang aktif dan belum melaksanakan belajar secara mandiri. Mata pelajaran Sejarah kurang diminati siswa. Maka, penulis merekomendasi teknik mind map. Suatu cara menulis ringkas dengan menuliskan tema utama sebagai titik sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tema tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan, konsep ini didasarkan pada cara kerja otak dalam menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak tidak menyimpan materi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih efektif jika kita menyimpan informasi sesuai dengan cara kerja otak kita. Penerapan mind map pada pembelajaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, memancing kreativitas siswa, menghemat waktu serta melatih siswa berpikir mandiri.

Kata kunci : mind map, prestasi belajar, pembelajaran,

Rabu, 17 Desember 2008

first..

ini adalah blog pertamaku..
blog ini berisi tulisan2ku..
ada juga skipsi n tesis bapak ibuku yang dengan ijin mereka aku tam,pilkan di sini..